Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

3 Kesalahan Guru SD Saat Mengajar yang Wajib Dihindari

3 Kesalahan Guru SD Saat Mengajar yang Wajib Dihindari

Guru SD sering disebut sebagai profesi yang mulia. Bahkan guru SD menjadi pembentuk pondasi dari pengetahuan dan pendidikan karakter yang menentukan bangkit dan berkembangnya bangsa. Meskipun begitu, guru SD juga seorang manusia biasa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kadang tidak mencapai tujuannya. Hal ini bisa karena adanya kesalahan yang terjadi ketika proses belajar mengajar. Guru SD harus mengetahui kekeliruan yang sering terjadi saat mengajar sehingga dapat diantisipasi dan dicarikan solusi kalau terlanjur terjadi.

Lihat juga : 7 Tips Bagi Guru SD Mudah Mengelola Kelas Supaya Kondusif

Berikut ini 3 kesalahan guru SD saat mengajar yang sering terjadi yang membuat target pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal :

1. Kurangnya persiapan

Kesalahan guru SD yang sering dilakukan yang pertama adalah kurangnya persiapan sebelum mengajar. Walaupun guru SD sudah menguasai semua materi yang akan diajarkan di luar kepala, namun guru tidak bisa bebas melenggang begitu saja ke kelas tanpa persiapan yang matang. Banyak sekali hal yang harus disiapkan sebelum mengajar misalnya rencana pelaksanaan pembelajaran  atau modul ajar, media pembelajaran, alat evaluasi, dan lain-lain.

Solusi bagi guru untuk hal ini hanya satu yaitu menyiapkan pembelajaran dengan matang. Jika kesulitan membuat setiap sebelum pelajaran dimulai, guru kelas SD bisa membuat secara mingguan atau bulanan. Akan lebih baik lagi jika di awal semester sebelum awal pembelajaran guru sudah siap karena guru SD mempunyai waktu yang cukup banyak untuk merancang pembelajaran yang sebaik-baiknya.

2. Tidak memahami karakter siswa

Kesalahan guru yang selanjutnya yaitu kurang peduli dengan siswa. Hal ini penting karena setiap anak mempunyai keunikannya masing-masing. Setiap siswa mempunyai kekuatan, kelemahan, minat, serta perhatian yang berbeda-beda. Selain itu, siswa juga memiliki latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan yang juga sangat berpengaruh dengan gaya belajarnya. Jika guru SD tidak memperhatikan hal tersebut dan menyama ratakan semua siswa, maka pasti akan ada siswa yang tidak mencapai tujuan belajar.

Untuk mencegah hal ini terjadi, yang dapat guru SD lakukan adalah dengan melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran, baik itu berupa non kognitif maupun kognitif. Dengan begitu guru bisa mengetahui karakter, kemampuan pemahaman siswa, dan kendala yang siswa hadapi. Setelah itu guru SD bisa merancang pembelajaran yang bervariasi dengan menyesuaikan kebutuhan setiap siswa. Sehingga semua siswa dapat terpenuhi haknya dan tidak ada yang tertinggal.

3. Jarang melakukan refleksi

Masalah ketiga yang sering dihadapi guru dalam mengajar adalah memaksakan semua siswa memahami materi dengan metode yang sama dan di saat yang sama pula. Kalau ada siswa yang tidak memenuhi target, guru biasanya langsung menyalahkan siswa kenapa tidak belajar atau kenapa tidak mengikuti dengan sungguh-sungguh. Hal ini sebenarnya bisa menyakiti siswa. Apalagi jika guru mengatakan itu di depan teman-temannya.

Jika hal ini sering guru rasakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah berefleksi. Mengapa ada siswa yang belum paham materi sehingga tujuan pembelajaran yang diajarkan tidak tercapai. Coba cari tahu permasalahan yang dihadapi dan bantu mencari solusi tanpa membuat siswa malu atau merasa rendah diri. Jika permasalahan karena metode pembelajaran yang digunakan, guru SD harus legowo mengakui kesalahan dan cepat mencari strategi yang cocok dengan karakter siswa sehingga mereka bisa memahami materi yang diajarkan.

Menjadi guru SD memang tidak mudah seperti yang dibayangkan banyak orang. Namun jika melakukannya dengan penuh tulus dan profesional, maka guru akan bisa menikmati setiap prosesnya. Dengan selalu belajar dan mengembangkan diri, maka pembelajaran yang disajikan guru akan menarik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.